Pernah jug
2. kebahagiaan adalah suatu pilihan, bukan sesuatu yang datang dari luar begitu saja.
“Benarkah kalimat2 tersebut? Sebelum menjawab hal ini, mari kita berbicara apakah kebahagiaan dan penderitaan. Jika kita berbicara masalah kebahagiaan, maka tidak terlepas juga dari kata “penderitaan”, karena dua kata tersebut berlawanan. Kalau kebahagiaan adalah pilihan, bagaimana dengan penderitaan..? pasti kita semua menentang sengit jika ada orang mengatakan bahwa kebahagiaan adalah suatu pilihan, karena dengan begitu secara tidak langsung juga mengatakan penderitaan (lawan kebahagiaan) adalah pilihan juga.
Dan saya yakin anda akan berseru : “Gila, siapa sih yang mau memilih menderita di dunia ini? Bahagia dan menderita tidak bisa dipilih semua datang kepada kita, diluar kehendak kita.”
Untuk mengurai hal ini, kita lihat contoh kisah ini. Ada teman istri saya yang yang tinggal di belakang perumahan elite Raffles Hills Cibubur, dan setiap hari dia naik angkot persis didepan gerbang Raffles hills tersebut. Suatu hari, dia naik angkot dan ternyata sopir angkot itu sudah kerjasama dengan para perampok yg naik angkot tersebut. Setelah keliling2 tol, dan semua perhiasan serta uang habis, akhirnya perampok tersebut menuju ke ATM dan memaksanya mengambil seluruh uang di ATM. Akhirnya semua habis, termasuk uang di ATM dan hanya tersisa “Rp. 20rb untuk ongkos pulang (kata perampok)”. Dan diapun diturunkan di tengah jalan tol yang sepi dan harus berjalan jauh untuk mendapatkan angkot.
Apakah dirampok adalah suatu pilihan..? tentu bukan. Jadi kalimat bahagia dan menderita adalah pilihan adalah salah! Tunggu dulu.. cerita ini belum selesai hingga disini.